Rabu, 02 September 2009

..Reflection After One Year in Manchester...



It started with Eric Cantona’s goal... 7th April 1996...FA Cup final Manchester United vs Liverpool....”David Beckham takes the corner..Gary Pallister calls for it..James can only flicks it..Cantona gets the ball....aannndddd CAAANNNTTOONNAAA...he scores..he scores.....!!Manchester United won the FA Cup!!”


That is how all the story begins....saat itu aku masih bocah kelas 6 SD yang bermimpi untuk menjadi bintang sepak bola, dikepalaku hanya bermain bola dan bermain bola. Sekolah?bukan sombong, aku murid paling pintar dikelas, NEM (Nilai EBTANAS Murni, sampe sekarang aku ga ngerti kenapa harus disebut Murni? =p)-ku termasuk paling tinggi di sekolah. Lulus SD dikepalaku hanya ada satu sekolah yang ingin aku tuju yaitu sekolah atlet di Ragunan. Well you know how it went, obviously, for such “normal” Indonesian parents for not letting their kids to be an athlete. Mimpi untuk pergi ke Manchester untuk menjadi the next Eric Cantona cuma bisa aku kubur dalam-dalam, jadilah aku hanya seorang pemuda Indonesia pada umumnya, but I have embedded one thing in my mind: Someday, somehow I have to step my foot in Old Trafford stadium.

Eight years passed, aku adalah seorang mahasiswa tahun ketiga yang sedang berjuang untuk keluar (lulus) dari (katanya) kampus terbaik bangsa Indonesia. Dikala itu juga aku sudah mulai berpikir untuk menyusun rencana-rencana besar untuk masa depanku. Melanjutkan studi ke luar negeri adalah salah satu rencanaku setelah lulus, dan jelas negara yang aku tuju adalah UK, Manchester tepatnya. Finally, through a long, hard, and unforgettable journey, I graduated from that Institute. Relieved? yes, sad? of course ,proud ?absolutely, anxious? Inevitably. Such a normal state for Indonesian fresh graduates to worry with the fact that there are so many choices, obstacles, and loads of responsibilities in front of us. However, I persisted with my plan; to pursue my study in UK. Segala informasi aku cari sana-sini, tentunya aku memang mencari major yang sesuai dengan interest dan background bachelor-ku. After all, I came up with three universities (no need to mention it), then I picked University of Manchester due to its ranking as one of the tops UK’s business school (is it?hehe..). Ini jelas bukan sepenuhnya karena Man Utd, aku bukan mahasiswa “buta” yang hanya ingin menggunakan uang segitu banyak hanya karena klub itu semata =p.

Manchester...4th September 2008....



Enam belas jam sebelum itu, tepatnya di bandara Soekarna-Hatta aku berpisah dengan keluarga, teman, dan tanah air tersayang. No clue, at all, what kind of life would it be in the next 16 hours. It was the first time I get separated very far away from my family. It was extremely hard, but this is what I want, my plan, and my dream. Sound selfish, indeed it is selfish, mengejar cita-cita pribadi dengan mengorbankan begitu banyak sumber daya, dan yang paling egois adalah melepaskan diri jauh dari orang tua. Mungkin mereka (mama and papa) terlihat selalu mendukungku tapi aku sadar dan tahu bahwa dalam hati terdalam mereka berat untuk melepas anaknya pergi jauh, tak pernah sedikitpun mereka menunjukkan keberatannya, mungkin hanya satu kali mereka menunjukkan hal itu, lewat linangan air mata saat mereka mengantarku pergi. From this moment, I figured out what true love is, do (sincerely) everything for someone you love, even though it might kills you (Thank very much mom-dad..love you).

Finally, I stepped my foot in Manchester, felt the cloudy and windy Manchester weather, I kept talking to myself : “Oh God what a gloomy city is this!!please don’t say this city is always gonna be like this..pleaseee...”. I don’t have to tell you what His answer is, just come and stay here at least a year =p. And I hardly settled my life in here, the British with their accent got me confused most of the time. It took me around a month to cope with my new life and started to enjoy my life in here which is absolutely different from my previous life. I can say my life back home is tremendously comfort, unchallenging, and easy. It is simply because everything you need you can get it effortlessly (nod your head, if you are agree!). However, this is exactly what I want! Being stand alone with myself, that is absolutely what I am looking for. Living in here push you to do everything by yourself, D-I-Y (Do It by Yourself) bare it in your mind, and do it start when you arrive at the airport. Di Indonesia keluar airport bawa koper udah banyak porter yang nunggu dan bahkan memaksa untuk membawakan koper-koper kita, disini? jangan harap! angkat sendiri, bawa sendiri, tak peduli mau naik bus atau naik taxi atau kereta ya bawa sendiri. Kota ini terkenal sangat basah, jangan harap ada tukang ojek payung, bawa payung sendiri kawan! Mau irit soal makan?jelas beli bahan makan di grocery dan masak sendiri, soal ini paling males kalo sudah harus bawa belanjaan ke hall naik bus dengan membawa belanjaan yg biasanya berat (bisa sih naik taxi, Cuma ya mahal, bisa diakali dengan belanja bareng-bareng jadi bayar taxi sharing). Jangan harap ada tukang teh botol atau nasi goring tek-tek yang lewat atau nongkrong di pinggir jalan. Cuci baju plus sterika, ya sendiri, di kampung halaman tinggal taruh di tempat cucian besok pagi udah siap sedia dengan rapi!Apalagi yang harus sendiri?hmm..hmm..bersihin kamar atau flat itu jelas sendiri!

Semua itu akan menjadi bagian hidup sehari-hari selama disini, don’t be afraid it will be fun, kalo semuanya tetep sama dengan di Indonesia ga akan berwarna hidup kita, ga menantang =p! Dan ingat semua itu memakan waktu, hal-hal tersebut (mungkin) di Indonesia tidak maksud dalam daily activity kalian, and in here, you have to put all of those things in your schedule, seriously it takes time so that you have to consider! I am sure you will improve your time management skill. Buat saya, kehidupan saya disini (walau baru setahun) telah membuat saya bertransformasi menjadi pribadi yang lebih mengerti orang lain, more well-organised, bisa berprioritas, dan lebih memaknai dan menghargai hidup.

Let’s talk about study now, based on my experience, bedanya belajar disini dengan di Indonesia adalah disini kita dianggap sebagai mature student, lagi-lagi semuanya terserah anda, gimana cara belajar, mau masuk kelas apa tidak, mau dapat result apa saat lulus nanti itu semua harus ditetapkan dari awal. Soal result, ini pesan dari para senior saat saya pertama kali datang, mau pass (nilai batas bawah lulus), merit (hasil baik), atau distinction (cum laude) teserah kalian karena ini akan mempengaruhi gaya belajar kalian dan kehidupan kalian disini. Mau distinction ya berarti kerja keras, hidup di library, dan semacamnya. Kalo target pass saja, tak usah belajar keras-keras, party, travelling tiap weekend, menikmati hidup ya sah-sah aja. Tanamkan ini, (sesuai dengan blog kemisan Manchester), karena hidup di Manchester bukan hanya untuk sekolah! Kesempatan belajar disini mungkin cuma sekali, nikmati dan ambil manfaat sebanyak-banyaknya selama di Manchester (UK) ini. Berteman sebanyak-banyak, dengan orang non-Indonesia maupun Indonesia, pelajari pola pikir dan gaya hidup mereka, ambil yang bagusnya, cukup tahu kejelekannya (kalo mau diambil itu hak anda =p). Berani untuk berpendapat dikelas, jangan malu untuk bertanya, orang-orang disini (terutama para lectures) sangat terbuka dan menghargai pendapat muridnya, jangan takut soal salah dalam berbahasa Inggris mereka sadar itu bukan bahasa kita, so speak up your mind! Saya sangat amaze dengan lectures disini (ini berdasarkan dosen-dosen di major saya, gak tahu yang lain), mereka memposisikan diri mereka bukan sebagai dosen yang lebih superior, melainkan sebagai kolega yang sama-sama sedang belajar, therefore bertemanlah dan berhubungan baiklah dengan mereka, bertukar pikiran, dan ambil manfaat sebanyak banyaknya. Soal fasilitas kuliah, jangan ditanya, you will get everything that you need, semua hanya dengan lewat internet anda bisa masuk kedalam kerajaan surga pendidikan di UK ini. Manfaatkan ini sebanyak-banyaknya (lagi!), jangan sampai menyesal dikemudian hari bahwa anda pernah punya kesempatan untuk kuliah disini tapi hanya sedikit manfaat yang anda ambil. Despite of it, ingat, kita semua adalah orang-orang yang punya kesempatan jauh lebih baik daripada saudara kita, untuk itu dibalik semua kesempatan itu jangan lupa dengan tanggung jawab kita sebagai anak Indonesia. Soal gimana caranya kita bertanggung jawab, kita pasti punya cara masing-masing dan harapannya sehabis kuliah disini atau mungkin saat kuliah disini anda dapat menemukan cara anda sendiri untuk pay it back semua kesempatan yang anda dapat disini.

Closure, tulisan ini dibuat hanya untuk berbagi pengalaman tentang kehidupan disini untuk kalian yang akan kuliah disini dan kalian yang masih berencana kuliah disini, remember, ini hanya dari sudut pandang dan pengalamanku. Diawal aku bermimpi untuk menjejakkan kakiku disini, Manchester (UK) dalam bayanganku adalah sebuah negeri yang indah dan menjanjikan, memang indah dengan segala heritage dan landscape yang mereka miliki, the grass is always greener on the other side, tapi setahun disini membuat pandanganku berubah, terutama soal tanah airku sendiri. Melihat Indonesia dari jauh membuat mataku terbuka lebih lebar, saat aku berada disana mungkin aku terlalu terdoktrin dengan betapa buruknya negeriku, tapi saat disini dan bersanding dengan orang-orang dari luar negeri membuatku harus mencari sesuatu tentang negeriku yang bisa “disombongkan” dan ternyata banyak yang bisa kita banggakan! You will never know what you got until it’s gone, ya buatku pelajaran ini yang paling berharga selama hidup disini. Satu hal yang paling berat dalam menjalani kehidupan disini adalah berada di negeri orang membuatku merasa ini bukan rumahku, jelas kalau kita bukan dirumah sendiri kita tak akan pernah merasa nyaman dan hangat, home sweet home, dan hal ini yang men-trigger diriku untuk memandang negeriku dari sisi yang lain.

Mungkin Tuhan mengizinkanku untuk menginjakkan kaki ini di Manchester hanya sebagai seorang student, instead of being The next Eric Cantona, tapi aku tak akan pernah menyesal dengan jalan ini, aku percaya Dia punya maksud lain yang mungkin jauh lebih besar daripada menjadi seorang Eric Cantona. Buatku Manchester hanyalah sebuah trampoline kecil yang harus aku jejakkan kakiku sekeras-kerasnya supaya aku bisa loncat (atau mungkin terbang) sejauh mungkin, one small step for a big giant leap...
I haven't finished that small step..almost there..almost...amiiennnn (fingercrossed!)
.. The greatest thing about man is his ability to transcend himself, his ancestry and his environment and to become what he dreams of being..-Knoles-
All the best...